Senin, 28 September 2009

PADANG SUNYI SENYAP (Kersik Luway).


Anggrek hitam atau black orchid (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan. Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin berkurang bahkan dapat dikatakan hampir punah terutama di habitat aslinya sendiri serta punahnya media tumbuh bagi species anggrek ini. Di Kalimantan Timur khususnya di Kabupaten Kutai Barat yakni di Cagar Alam Kersik Luway masih dengan mudah ditemukan dan disaksikan meskipun hanya dalam jumlah / kelompok yang kecil yang tersisa dan dikatakan sebagai ZONA INTI karena hanya tinggal itu yang tersisa.
Cagar Alam Kersik Luway atau dari bahasa lokal (Dayak Tonyooi/Tunjung) yang artinya padang sunyi senyap seluas 5.500 Ha (SK Menteri Pertanian Nomor 792/HPTS/UM/10/1982, pada saat itu Departemen Kehutanan Terbentuk) seluruhnya merupakan hamparan pasir putih dengan ditutupi / didominasi oleh tumbuhan tingkat perdu salahsatu pohon inang tempat tumbuh anggek seperti Kayu nasi ( Maesa perlarius) yang tumbuh secara berkelompok atau seperti pulau-pulau dengan tingkat kerapatan yang tinggi, dengan demikian akhirnya membentuk suatu iklim mikro yang cukup baik di bawahnya dengan udaranya sejuk, lapisan gambutnya selalu lembab dan membentuk lumut sampai ke batang pohon sebagai media untuk tumbuhnya anggrek hitam kebanggaan ini.

Pada tahun 2000 musibah menimpa cagar alam kebanggaan ini dimana kebakaran telah menghanguskan lebih dari 90% kawasan ini mulai dari pohon-pohon pelindungnya hingga ke lapisan gambutnya dan tidak terhitung lagi berapa kehilangan anggrek hitam ini belum termasuk jenis anggrek lainnya dimana diketahui dalam kawasan cagar alam Kersik Luway terdapat 75 jenis anggrek. Setelah itu kembali terjadi kebakaran pada tahun 2007 dengan demikian semakin berkurang kekayaan alam yang kita banggakan ini dan hamparan ilalang yang lebih banyak kita temui sekarangdan tahun ini (minggu ke tiga bulan September 2009) kembali terbakar dengan sangat dahsyatnya.

Dari kejadian-kejadian kebakaran tersebut yang sangat kita sayangkan adalah terjadi akibat dari sangat kurangnya akan kepedulian semua pihak untuk melindungi kawasan tersebut dari kepunahan, karena itu perlu kembali kita melihat apa tanggung jawab dan peran kita terhadap cagar alam tersebut baik pemerintah mulai dari tingkat Pusat (Departemen Kehutanan) hingga Provinsi (Kaltim) dan Kabupaten (Kubar) bahkan dengan organisasi-organisasi non pemerintah yang turut peduli serta terlebih-lebih dengan masyarakat sekitarnya karena kebakaran terjadi oleh ulah manusia dan bukan oleh alam.

Oleh karena itu perlu adanya langkah-langkah konkrit untuk menyelamatkan cagar alam tersebut dengan duduk bersama antara pihak pemerintah baik Pusat, Provinsi dan Kabupaten serta masyarakat sekitarnya, apa dan bagaimana perannya masing-masing.


Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan sehubungan dengan keberlangsungan dari cagar alam tersebut :

1. Apakah kita cukup merasa bangga bahwa dulu kita pernah memiliki Cagar Alam Anggrek khususnya Anggrek Hitam? atau
2. Apakah kita hanya cukup merasa bangga dan memiliki saja tetapi tidak berbuat sesuatu untuk mempertahankannya karena ada yang bertanggung untuk hal tersebut ? atau
3. Kita merasa bangga, memiliki dan ikut bertanggung jawab serta berperan serta ataupun mencari peran apa yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan keberlangsungan dari cagar alam tersebut.

Untuk itu masihkah kita ingin meikmati kesunyian padang ini namun masih dengan keindahan dan keunikannya atau hanya padang sunyi tanpa ada apapun yang bisa kita banggakan lagi.

Tulisan ini kami buat sebagai rasa keprihatin kami akan kondisi Cagar Alam yang kita banggakan ini karena kami adalah salahsatu saksi setiap terjadinya kebakaran di kawasan ini. (anggota pemadam kebakaran hutan dan lahan Kutai Barat)

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda untuk kemajuan blog kami, mohon tinggalkan alamat website/blog atau email anda juga sudah cukup.