Kamis, 08 Oktober 2009

batubara, hutan atau air


Beberapa waktu yang lalu sekitar akhir bulan juli 2009 sampai dengan mendekati minggu kedua bulan Agustus 2009 kami melakukan perjalanan ke lapangan dalam hal ini hutan atau kawasan hutan sebagai pendamping dari daerah dalam rangka membuat dan menandai batas areal konsesi sebuah pertambangan batubara yang telah diberikan hak pinjam pakai kawasan hutan.

Setelah sampai dilokasi areal yang akan di tata batas alangkah kagumnya kami dengan keadaan hutan di kawasan tersebut, masih sangat bagus kondisi vegetasinya walaupun pernah dikerjakan oleh perusahaan di bidang perkayuan, dan layaknya salahsatu ciri khas hutan yang masih bagus pada saat kita berada didalamya dengan sangat mudah kita berjalan di antara pepohonan tanpa halangan semak belukar hanya hamparan serasah dan pohon-pohon kelas semai sampai dengan tiang yang mendominasi dibawah induk-induk pohon, terkecuali menemui pohon rebah ataupun bekas jalan angkutan kayu selebihnya masih sangat bagus dan nyaman dilewati.

Namun sampailah kami kepada pemikiran yang cukup memprihatinkan setelah memperhatikan bahwa kawasan hutan yang akan di buka untuk pertambangan tersebut berada atau sangat dekat dengan sebuah anak sungai namun lebarnya dimana kelerengannyapun diatas 35% dan areal yang akan di buka tersebutpun mengarah ke sungai tersebut. Kami membayangkan pada saat hujan sungai tersebut airnya keruh namun itu tidak berlangsung lama kemudian kembali jernih, tapi bagaimana setelah kawasan hutan diatasnya dibuka, tanahnya digali, dibongkar, yang terjadi maka kiriman lumpur kedalam sungai tersebut akan sangat dahsyat, sungai akan selalu keruh oleh lumpur tanah liat, kotor serta tidak ada lagi keindahan bebatuan karena dilumuri oleh lumpur, sungai mendangkal, kualitas air buruk, bagaimana kedepan masyarakat yang dihilirnya mengatasi kompleknya permasalahan kedepan dan itu pasti, dan selain itu sungai tersebut salahsatu penyuplai air ke sungai utamanya.

Dengan demikian kami berpikir memang suatu investasi atau pembangunan pasti untuk memenuhi segala kebutuhan dengan segala manfaatnya dari kegiatan tersebut bagi kehidupan dunia namun disatu pihak kita telah menghilangkan kebutuhan yang sudah terpenuhi dan disediakan oleh alam, salahsatunya air yang jernih dan kita tidak mampu mengembalikannya, dan sampaikah dimanakah juga masyarakat disekitarnya mendapatkan manfaat dengan pengorbanan serta mereka yang sangat besar?.

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda untuk kemajuan blog kami, mohon tinggalkan alamat website/blog atau email anda juga sudah cukup.